Kelinci di
Indonesia
Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh
orang-orang dari Belanda pada tahun 1835
Waktu itu, kelinci sudah jadi ternak hias. Di Indonesia,
peternakan kelinci dibagi dua yaitu peternakan daging dan hias.
- Masa hidup: 5 - 10 tahun
- Masa produksi: 1 - 3 tahun
- Masa bunting : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)
- Masa penyapihan : 6-8 minggu
- Umur dewasa: 4-10 bulan
- Umur dikawinkan: 6-12 bulan
- Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah
Anak disapih.[rujukan?]
- Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting
- Siklus berahi: Sekitar 2 minggu
- Periode estrus : 11 - 15 hari
- Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)
- Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin
- Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)
- Volume darah: 40 ml/kg berat badan
- Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin,
dan faktor pemeliharaan.
Kelinci di Indonesia, khususnya pulau Jawa,banyak
diternakkan secara komersial oleh para peternak kelinci di Lembang, dimana kelinci hias menjadi primadona
para peternak. Sisa kelinci yang tidak termasuk kategori hias, akan
mereka jual sebagai kelinci pedaging, dimana Lembang juga merupakan konsumen daging kelinci
yang cukup besar dengan mengedepankan sate kelinci sebagai komoditas
utama. Selain di Lembang, sate kelinci dapat pula
dijumpai di daerah Sumedang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar